Pembelajaran Brain Based Learning

Pembelajaran Brain Based Learning

Brain Based Learning (Jensen, 2008: 12) adalah pembelajaran yang diselaraskan dengan cara otak yang didesain secara alamiah untuk belajar. Sejalan dengan hal tersebut, Sapa’at (2009) juga mengungkapkan bahwa Brain Based Learning menawarkan sebuah konsep untuk menciptakan pembelajaran yang berorientasi pada upaya pemberdayaan potensi otak siswa. Dalam menerapkan pendekatan Brain Based Learning, ada beberapa hal yang harus diperhatikan karena akan sangat berpengaruh pada proses pembelajaran, yaitu lingkungan, gerakan dan olahraga, musik, permainan, peta pikiran (mind map), dan penampilan guru. Tahap-tahap pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Brain Based Learning yang diungkapkan Jensen dalam bukunya yaitu:

1) Pra-Pemaparan

Pra-pemaparan membantu otak membangun peta konseptual yang lebih

2) Persiapan

Dalam tahap ini, guru menciptakan keingintahuan dan kesenangan

3) Inisiasi dan akuisisi

Tahap ini merupakan tahap penciptaan koneksi atau pada saat neuron-neuron itu saling “berkomunikasi” satu sama lain

4) Elaborasi

Tahap elaborasi memberikan kesempatan kepada otak untuk menyortir, menyelidiki, menganalisis, menguji, dan memperdalam pembelajaran

5) Inkubasi dan memasukkan memori

Tahap ini menekankan bahwa waktu istirahat dan waktu untuk mengulang kembali merupakan suatu hal yang penting

6) Verifikasi dan pengecekan keyakinan

Dalam tahap ini, guru mengecek apakah siswa sudah paham dengan materi yang telah dipelajari atau belum. Siswa juga perlu tahu apakah dirinya sudah memahami materi atau belum.

7) Perayaan dan integrasi
Tahap ini menanamkan semua arti penting dari kecintaan terhadap belajar (Jensen, 2008: 490).

Strategi pembelajaran utama yang dapat dikembangkan dalam implementasi Brain Based Learning (Sapa’at, 2009) yaitu:

(1) menciptakan lingkungan belajar yang menantang kemampuan berpikir siswa;

(2) menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan; dan

(3) menciptakan situasi pembelajaran yang aktif dan bermakna bagi siswa.

Pembelajaran Brain Based Learning

Brain based learning adalah sebuah konsep untuk menciptakan pembelajaran dengan berorientasi pada upaya pemberdayaan potensi otak siswa.

Hubungannya dengan pembelajaran IPS, bahwa materi IPS itu lebih banyak membaca dan menghafal. Tentu hal ini akan terasa sangat membosankan. Untuk itu perlu diciptakan proses pembelajaran yang aktif dan menyenangkan melalui konsep Brain based learning. Selain itu  konsep IPS akan lebih bermakna jika siswa berperan aktif dalam menemukan konsep tersebut. Konsep tersebut tidak diberikan langsung oleh guru, melinkan melalui sejumlah rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa. Hal ini sejalan dengan sistem pembelajaran kognitif pada model Brain Based Learning, misalnya dalam memahami Keragaman Suku dan Budaya di Indonesia, siswa dihadapkan langsung dengan gambar atau video tentang keragaman suku bangsa di Indonesia seperti rumah adat, pakaian serta tarian adat dari masing-masing daerah.

Setelah siswa berperan aktif dalam menemukan konsep IPS, siswa juga perlu meninjau kembali kesahihan konsep yang diperolehnya, kemampuan untuk menilai kembali dan mencari solusi jika terdapat kesalahan. Selain itu juga dalam proses pembelajaran IPS, perlu adanya introveksi selama proses pembelajaran berlangsung. Artinya siswa bisa belajar untuk bertanya pada diri sendiri, ”Apakah aku belajar lebih baik dengan mendengarkan ketimbang membaca lalu menghafal, atau apakah Aku bisa memecahkan masalah IPS sesuai konsep, atau apakah Aku belajar lebih baik ketika kerja kelompok ketimbang bekerja sendiran. Kemampuan ini merupakan tugas dari pembelajaran reflektif pada model Brain Based Learning, yaitu di setiap akhir pembelajaran guru memberikan soal evaluasi, selain itu juga guru mengarahkan agar siswa berintroveksi apakah hasil tujuan pembelajaran yang sudah ditargetkan sudah terpenuhi atau belum.

B. Rencana Pembelajaran

1. Sasaran

Kami melakukan rencana pembelajaran ini pada siswa kelas IV SD.

2. Materi pembelajaran

Dalam rencana pembelajaran ini kami mengambil mata pelajaran IPS SD kelas IV dengan tema ‘Keragaman Suku Dan Budaya di Indonesia’.

3. Bentuk pengajaran

Bentuk pengajaran yang kami gunakan adalah dengan penerapan metode Brain Based Learning yaitu pemebelajaran yang diselaraskan dengan cara otak yang didesain secara alamiah untuk belajar untuk menciptakan pembelajaran yang asyik, menyenangkan, menantang dan bermakna bagi siswa. Dan juga dengan metode populer dalam pembelajaran yaitu dengan MetodePembelajaran Picture and Picture. Metode ini merupakan salah satu bentuk metode pembelajaran kooperatif. Metode pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling asah, silih asih, dan silih asuh. Model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis atau mendeskripsikannya.

Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Model apapun yang digunakan selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam setiap proses pembelajaran. Inovatif setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru, berbeda dan selalu menarik minat peserta didik. Dan Kreatif, setiap pembelajarnya harus menimbulkan minat kepada peserta didik untuk menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metoda, teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari proses pembelajaran.

Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta dalam ukuran besar. Atau jika di sekolah sudah menggunakan ICT dalam menggunakan Power Point atau software yang lain.

4. Alat yang digunakan

Alat yang kami gunakan pada rencana pembelajaran ini antara lain :

Gambar orang yang mengenakan pakaian adat dan gambar rumah adat, Video tari adat dari masing-masing daerah, Papan tulis,Laptop, Speaker agar video dari terdengar suara sehingga siswa bisa lebih mengerti dan mudah mengingat tentang tarian adat di Indonesia.

5. Contoh praktik / simulasi

Siswa bersama guru melakukan tanya jawab mengenai keberagaman budaya di Indonesia. Contohnya apa nama rumah adat Propinsi Jawa Tengah. Dengan memberi pertanyaan tersebut tentu siswa akan berlomba menjawab pertanyaan meskipun jawaban mereka salah.

Guru mengajak siswa bernyanyi lagu daerah ampar-ampar pisang.

Guru menjelaskan materi ajar mengenai keberagaman budaya di Indonesia.

Guru menyampaikan langkah-langkah kerja yang harus dilakukan siswa. langkah-langkahnya yaitu:

Guru menyajikan video tarian adat dari masing-masing daerah serta gambar dengan acak dan soal mengenai keberagaman budaya di Indonesia kepada anak-anak.

Setiap siswa yang ditunjuk guru harus bisa menceritakan gambar yang dipilihnya secara acak dengan kalimatnya sendiri.

6. Guru meminta siswa membentuk kelompok, setiap kelompok terdiri 4-5 orang.

Siswa bekerjasama mendiskusikan gambar yang disajikan dengan batasan waktu yang ditentukan guru.

Setiap kelompok yang sudah selesai mengerjakan, lalu mempresentasikannya didepan.

Apabila siswa dapat mempresentasikan soal yang didapatkan maka diberi reward atau hadiah seperti permen dan lain-lain agar siswa semangat mengikuti permainan.

Apabila siswa tidak dapat mempresentasikan soal yang didapatnya maka dikasih hukuman yang bersifat positif misal siswa disuruh menyanyikan salah satu lagu daerah misalnya Ampar-ampar Pisang di depan anak-anak yang lain.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama