Memahami Anak Hiperaktif

Memahami Anak Hiperaktif
Dewasa ini banyak guru maupun orang tua yang merasakan kesulitan dalam memberi pembelajaran pada peserta didiknya maupun anaknya. Kesulitan tersebut disebabkan karena kurangnya pemahaman dan keterampilan dalam memberikan pengajaran. Namun, kesalahan tidak hanya berasal dari pendidik atau orang tua saja melainkan bias dating dari peserta didik itu sendiri.

Perilaku peserta didik sangat beragam. Ada yang aktif dan bersemangat mengikuti pembelajaran, namun ada juga yang pasif, sulit diatur, tidak bias diam dan tidak mau memperhatikan pembelajaran yang diberikan oleh pendidik. Siswa yang demikian biasanya mengalami gangguan dalam perkembangannya yaitu gangguan hiperkenetik atau biasa disebut dengan hiperaktif.

Anak hiperaktif adalah anak yang mengalai gangguan pemusatan perhatian. Terhadap siswa dengan kondisi demikian, guru biasanya sangat susah mengatur dan mendidiknya. Di samping karena keaadaan dirinya yang sangat sulit untuk tenang, juga karena anak hiperaktif sering menggangu orang lain dan kesulitan dalam memahami sesuatu yang diajarkan oleh gurunya. Selain itu, prestasi belajar anak yang hiperaktif biasanya kurang maksimal. Untuk itu, perlu pendekatan untuk membantu anak hiperaktif untuk memaksimalkan potensi yang dimilikinya

A. Pengertian Hiperaktif


Kata hipreaktif merujuk pada perilaku seseorang yang menunjukkan sikan tidak mau diam, tidak menaruh perhatian, dan semaunya sendiri. Hiperaktif bukan merupakan suatu penyakit tetapi suatu gejala atau symptoms.(Batsaw&Perret, 1986). Symptoms terjadi disebabkan oleh faktor brain damage, an emotional disturbance, a hearing deficit, or mental retardation.

Dewasa ini banyak kalangan medis menyebut anak hiperaktif dengan istilah attention deficit and hyperactive disorder(ADHD). (Solek,2004). Banyak sebutan nama untuk hiperaktif ini, anatara lain minimal celebral dysfunction, minimal brain damage, minimal celebral palsy, hyperactive child syndrome.

Ciri perilaku ini mewarnai berbagai situasi dan dapat berlanjut hingga dewasa. Menurut Dr. Seto Mulyadi, hiperaktif menunjukkan suatu pola perilaku menetap pada anak yang ditandai dengan sikap tidak mau diam, tidak bias berkonsentrasi, dan bertindak sekehendak hatinya atau impulsif.

B. Ciri dan Karakteristik Anak Hiperaktif


Berikut ciri-ciri anak hiperaktif secara umum:

1. Tidak ada perhatian

Ketidakmampuan memusatkan perhatian atau ketidakmampuan berkonsentrasi pada beberapa hal seperti membaca, menyimak pelajaran. Dan sering tidak mendengarkan orang lain.

2. Hiperaktif

Mempunyai energi yang lebih sehingga mudah sekali bergerak kesana kemari. Misalnya berbicara terus menerus, tidak mau duduk diam, sulit diatur, jarang untuk berdiam selama kurang lebih 5 sampai 10 menit untuk mengerjakan tugas yang diberikan gurunya.

3. Impulsif

Sulit untuk menunggu giliran dalam permainan, sulit mengetur pekerjaannya, bertindak tanpa dipikir, bertindak sesuai kata hatinya.

4. Menentang

Memiliki sikap menentang, pembangkang atau tidak mau mengkuti peraturan.

5. Destruktif

Bersifat merusak atau mengacau.

Kesulitan belajar anak hiperaktif disebabkan pula adanya control diri yang kurang dan sering impulsive dalam setiap kegiatan yang dilakukan, sangat mudah marah dan sering kali berkelahi. Dari adanya impulsif ini, umumnya anak hiperaktif sering mendapatkan kecelakaan dan luka. Ada diantara mereka yang tidak suka olahraga karena adanya kecanggungan atau kekakuan gerak.

Anak hiperaktif sering gagal dalam melakukan hubungan sosial di rumah maupun di sekolah. Anak tersebut dapat dipastikan mempunyai kesulitan untuk memahami konsep, dan sering gagal untuk segala kegiatan yang ia coba lakukan.

C. Tipe Anak Hiperaktif


1. Tipe ADHD Gabungan

Tipe ini dapat dideteksi oleh adanya paling sedikit 6 diantara 9 kriteria untuk “perhatian”, ditambah paling sedikit 6 diantara 9 kriteria untuk hiperaktif impulsifitas. Munculnya 6 gejala tersebut berkali-kali sampai dengan tingkat yang signifikan disertai adanya beberapa bukti, misalnya gejala tersebut tampak sebelum anak mencapai usia 7 tahun.

2. Tipe ADHD kurang memerhatikan dan tipe ADHD hiperaktif impulsif.

Dapat dideteksi oleh adanya paling sedikit 6 diantara 9 gejala ‘perhatian’ dan mengakui bahwa individu tertentu mengalami sikap kurang memperhatikan yang mendalam tanpa hiperaktifitas/impulsifitas.

3. Tipe ADHAD hiperaktif Impulsif

Tipe ini menuntut paling sedikit 6 diantara 9 gejala yang terdaftar pada bagian hiperaktif impulsifitas. Tipe ini mengacu pada anak-anak yang mengalami kesulitan lebih besar dengan memori mereka dan kecepatan motor perseptual (persepsi gerak), cenderung untk melamun, dan kerap kali menyendiri secara sosial.

D. Faktor yang Mempengaruhi Anak Hiperaktif

1. Faktor Genetika

Jika orang tua menggidap ADHD anak – anaknya memiliki resiko ADHD sebesar 60% (Biederman, dkk., 1995). Sedangkan pada anak kembar, jika salah satu anak 70-80% mengidap ADHD maka saudaranya mengidap ADHD.

2. Faktor Neurobiologis

Penelitian menunjukkan anak hiperaktif lebih banyak karena gangguan fungsi otak akibat sulit saat proses kelahiran, penyakit bawaan orang tua (jantung, asma,dll), cedera otak, dan sebagainya.

3. Faktor lingkungan

Racun atau limbah pada lingkungan sekitar bisa mengindikasi hiperaktif terutama racun timah hitam (banyak terdapat pada asap knalpot berwarna hitam kendaraan bermotor).

4. Faktor kultural dan psikososial

Anak yang kurang disiplin atau pengawasan akan berbuat sesuka hatinya, sebab perilakunya kurang dibatasi. Jika anak dibiarkan begitu saja, maka anak tersebut akan berbuat sesuka hatinya di tempat lain. Dan orang lain akan sulit untuk mengendalikannya. Factor psikis yang lain lebih banyak dipengaruhi oleh hubungan luar. Meskipun jarang, hubungan antara anggota keluarga dapat mula menyebabkan anak menjadi hiperaktif. Misalnya, orang

tua yang bersikap sangat tegas menyuruh anak berdiri menghadap ke tembok selama 10 menit untuk mengatasi ketidak disiplinannya. Tapi setelah 10 menit berlalu maka anak memiliki energy berlebih yang siap meledak dengan akibat lebih negative disbanding kesalahan sebelumnya.

E. Pendampingan Anak Hiperaktif


Berikut ini adalah pendampingan anak hiperaktif secara umum anatara lain :

1. Mengidentifikasi segi positit

2. Memberikan hadiah

3. Sesekali mengajak anak menyalurkan energinya ke tempat yang lebih luas.

4. Menempatkan anak di bangku yang dekat guru.

5. Menghindari menempatkan anak di dekat jendela, pintu terbuka, atau gambar dengan warna yang mencolok karena akan mengganggu konsentrasinya.

6. Menatap anak ketika berkomunikasi.

7. Menyingkirkan perlengkapan yang tidak diinginkan di meja belajar.

8. Memberikan pujian bila anak tenang.

9. Mengingatkan orang tua agar melatih anak melakukan kegiatan secara teratur.

Sedangkan terapi secara khusus antara lain :

1. Applied Behavioral Analysis

Jenis terapi ini di desain  khusus untuk anak autis. System yang dipakai adalah memberi pelatihan khusus dengan memberikan positive reinforcement (hadiah/pujian).

2. Terapi wicara

Beberapa anak hiperaktif sulit dalam berbicara. Kadang bicaranya cukup berkembang namun mereka tidak mampu memakai bahasanya untuk berkomunikasi dengan orang lain. Dalam hal ini terapi wicara akan sangat menolong.

3. Terapi bermain

Terapi ini sangat penting untuk mengembangkan keterampilan kemampuan gerak, minat, dan terbiasa dalam suasana kooperatif dalam kelompok.

4. Terapi perilaku

Beberapa anak hiperaktif sering kali merasa frustasi, mereka sulit untuk mengekpresikan kebutuhannya. Terapi ini merekomendasikan seorang untuk mendampingi anak tersebut untuk memperbaiki perilakunya.

5. Terapi perkembangan

Floortime, son-rise, dan RDI (relationship developmental intervention) dianggap sebagai terapi perkembangan. Artinya anak dipelajari minatnya, kekuatannya, tingkat perkembangannya, kemudian ditingkatkan kemampuan social, emosional, serta intelektualnya.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama