Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Slow Learner (Lamban Belajar)

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Slow Learner (Lamban Belajar)
Setiap individu yang terlahirkan di dunia ini memiliki kemampuan yang berbeda terutama dalam bidang akademik, yang diakibatkan adanya perbedaan tingkat intelegensi yang dimiliki oleh setiap individu tersebut. Sering kita temui adanya individu yang memiliki tingkat intelegensi yang tinggi dan sering mendominasi dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam proses pembelajaran, yang disebut anak berbakat atau pintar. Ada pula anak yang biasa-biasa saja yang intelegensinya normal atau sering disebut dengan anak normal, dan sering pula ditemukan anak yang memiliki tingkat intelegensi rendah atau di bawah normal yang mengakibatkan mereka mengalami keterlambatan belajar.

Di Indonesia masih banyak anak yang mengalami lamban belajar terutama dalam bidang akademiknya. Akibat lamban belajar tersebut, prestasi belajar anak menurun atau rendah. Hal tersebut menjadi salah satu faktor rendahnya  mutu pendidikan di Indonesia.  Dalam dunia pendidikan tentunya, kita tidak akan lepas dari permasalahan tersebut. Memang sudah menjadi kewajiban kita sebagai calon pendidik untuk memahami permasalahan-permasalahan yang ada tersebut dengan jelas, dan mengetahui serta melakukan upaya pemecahan masalah-masalah tersebut. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai pengertian slow learner atau yang disebut lamban belajar pada anak, bagaimana karakteristik dan penyebabnya, untuk membantu calon pendidik agar memahami cara menghadapi anak yang mengalami gangguan lamban belajar.

A. Pengertian Anak Lamban Belajar (Slow Learner)


Anak lamban belajar atau Slow Learneradalah mereka yang memiliki prestasi belajar rendah atau sedikit dibawah rata-rata dari anak pada umumnya, pada salah satu atau seluruh area akademik. Jika dilakukan tes IQ maka skor mereka antara 70-90 (Cooter&Cooter Jr., 2004; Willey,2007) .

Anak-anak lamban belajar atau Slow Learner juga terbatas pada kemampuan lain seperti pada aspek komunikasi dan bahasa, emosi, sosial atau moral.

B. Penyebab Anak Lamban Belajar (Slow Learner)


· Faktor Prenatal (sebelum lahir) dan Genetik

Perkembangan seorang anak dimulai dari sejak pembuahan. Seluruh bawaan biologis seorang anak yang berasal dari kedua orangtuanya, berupa kromosom yang memecah menjadi partikel yang disebut gen. kelainan dari kromosom dapat menyebabkan kelainan fungsi-fungsi kecerdasan. Selain komosom, juga disebabkan adanya gangguan biokimia dalam tubuh. Kondisi jantung ibu yang kurang baik juga menyebabkan transfer oksigen ke otak bayi menjadi kurang.

Anak lahir prematur disinyalir dapat melahirkan anak-anak lamban belajar karena organ tubuh bayi yang belum siap berfungsi secara maksimal sehingga proses perkembangannya lambat.

· Faktor Biologis Non Keturunan

1. Obat-obatan

Saat ibu hamil, tidak semua obat dapat diminum, karena ada beberapa jenis obat yang apabila diminum dapat merugikan janin. Begitu juga dengan ibu alkoholis, penggunaan dosis yang berlebih dapat berpengaruh pada kemampuan memori jangka pendek anak.

2. Keadaan Gizi Ibu Yang Buruk Saat Hamil

Ibu hamil harus mendapatkan gizi yang baik selama proses kehamilannya.janin akan dapat hidup dan berkembang dengan baik jika ibu yang mengandungnya sehat. Bayi dalam kandungan akan mendapatkan makanan dari darah ibu melalui tali pusar.

3. Radiasi Sinar X

Radiasi sinar X dapat mengakibatkan bermacam gangguan pada otak dan sistem tubuh lainnya. Radiasi sinar rawan terjadi saat usia kehamilan muda, kemudian berkurang resikonya saat usia hamil tua.

4. Faktor Rhesus

Rini Handayani (2009), menyebutkan bahwa jika seorang pria Rh-positif menikah dengan wanita Rh-negatif, kadang-kadang mengakibatkan keadaan yang kurang baik bagi keturunannya.

· Faktor Natal (saat proses kelahiran)

Kondisi kekurangan oksigen saat proses kelahiran karena proses persalinan yang lama, dapat mengakibatkan transfer oksigen ke otak bayi terhambat. Oleh karena itu, untuk antisipasi kondisi seperti ini maka ibu hamil yang yang pernah mempunyai pengalaman seperti ini sebaiknya melakukan persalinan di rumah sakit.

· Faktor Postnatal (sesudah lahir) dan Lingkungan

Malnutrisi dan trauma fisik juga menjadi perhatian kita, begitu juga dengan lingkungan yang dapat berperan juga sebagai penyebab terjadinya anak lamban belajar (slow learner). Stimulasi yang salah, menyebabkan anak tidak dapat berkembang secara optimal. Gen dapat dianggap sebagai kemampuan intelektual, tetapi pengaruh lingkungan akan menentukan dimana letak IQ anak dalam rentang tersebut (Atkinson, dkk, 1983, h. 135).

C. Karakteristik Anak Lamban Belajar (Slow Learner)


1. Intelegensi

Dari segi intelegensi anak-anak lamban belajar berada pada kisaran 70-90 berdasarkan skala WISC. Anak dengan IQ tersebut biasanya mengalami kesulitan pada semua mata pelajaran, terutama pada hafalan dan pemahaman, sulit memahami hal abstrak dan nilai hasil belajar rendah.

2. Bahasa

Anak-anak lamban belajar mengalami masalah dalam berkomunikasi baik dalam menyampaikan ide dan gagasan maupun dalam memahami percakapan orang lain. Untuk meminimalisir kesulitan, sebaiknya melakukan komunikasi yang sederhana.

3. Emosi

Anak-anak lamban belajar memiliki emosi yang kurang stabil, cepat marah dan meledak-ledak serta sensitif. Jika melakukan kesalahan atau tertekan, biasanya mereka cepat patah semangat.

4. Sosial

Anak-anak lamban belajar dalam bersosialisasi biasanya kurang baik. Saat bermain, mereka memilih jadi pemain pasif atau penonton dan terkadang lebih senang bermain dengan anak dibawah usia mereka.

5. Moral

Moral seseorang akan berkembang seiring kematangan kognitifnya, anak-anak lamban belajar tahu aturan yang berlaku, tetapi tidak paham untuk apa peraturan tersebut dibuat. Hal tersebut disebabkan kemampuan memori mereka terbatas sehingga sering lupa.

D. Masalah Yang Dihadapi Anak Lamban Belajar (Slow Learner)


1. Anak mengalami perasaan minder, karena kemampuan belajarnya lamban dibandingkan teman-temannya.

2. Cenderung pemalu, menarik diri dari lingkungannya.

3. Lamban menerima informasi, karena keterbatasan berbahasa.

4. Hasil prestasi belajar kurang optimal sehingga dapat membuat stress karena ketidakmampuan mencapai harapannya.

5. Ketidakmampuan mengikuti pelajaran, dapat membuat anak tinggal kelas.

6. Mendapat label yang kurang baik dari teman-temannya.

E. Cara Menghadapi Anak Lamban Belajar (Slow Learner)

1. Pahami bahwa anak membutuhkan waktu lebih lama dan pengulangan yang lebih banyak (3-5kali) untuk memahami suatu materi dibandingkan dengan  anak-anak lain seusianya.

2. Sederhanakan kalimat ataupun intruksi yang disampaikan kepada anak dan pastikan anak memahami maksudnya.

3. Cobalah membantu anak membangun pemahaman dasar mengenai suatu materi yang penting daripada meminta mereka untuk menghafal.

4. Gunakan alat bantu visual, jangan terlalu verbalisasi. Pendekatan multisensori juga dapat membantu mereka memahami materi dengan mudah.

5. Ketahuilah gaya belajar anak, apakah visual, auditori atau kinestetik

6. Ikut sertakan anak dalam kegiatan tutorial di sekolah ataupun secara prifat. Kegiatan ini dapat membantu anak mengatasi ketertinggalan dalam penguasaan materi dan mempersempit kesenjangan yang dialami dengan teman-temannya.

7. Doronglah anak untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang memungkinkan anak memiliki pengalaman sukses/berhasil, yang dapat membangun konsep diri yang positif.

F. Penanganan Anak Lamban Belajar


- Terapi Bermain

Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang gemar bermain, mereka merasa senang bila melakukan aktivitas bermain. Terapi bermain adalah salah satu upayapsikoterapi untuk membantu mengatasi masalah sosial, bahasa atau motorik.

- Terapi Perilaku

Diberikan kepada anak dengan tujuan melatih perilaku baru dengan mengubah lingkungan atau dengan proses kognitif dan emosional anak,. Misalnya, kebiasaan mencorat-coret tembok menjadi kebiasaan menggambar di buku.

- Terapi Keluarga

Terapi keluarga adalah terapi yang diterapkan untuk seluruh anggota keluarga dalam rangka membantu anak lamban belajar. Banyak masalah anak dapat diatasi dengan cepat karena bantuan atau dukungan keluarganya.

- Terapi Lain

Terapi lain seperti okupasi terapi, terapi renang dan lain-lain sesuai masalah yang dihadapi oleh anak, didahului konsultasi dengan para ahli.

Kesimpulan


1. Anak lamban belajar atau Slow Learneradalah mereka yang memiliki prestasi belajar rendah atau sedikit dibawah rata-rata dari anak pada umumnya, pada salah satu atau seluruh area akademik. Jika dilakukan tes IQ maka skor mereka antara 70-90 (Cooter&Cooter Jr., 2004; Willey,2007) .

2. Penyebab anak yang mengalami lamban belajar (Slow learner) adalah faktor prenatal (sebelum lahir) dan genetik, faktor biologis non keturunan (obat-obatan, keadaan gizi ibu yang buruk saat hamil, radiasi sinar X,dan faktor rhesus), faktor natal (saat proses keturunan), dan faktor postnatal (sesudah lahir) dan lingkungan.

3. Karakteristik anak yang mengalami lamban belajar dilihat dari segi intelegensi yaitu anak dengan IQ 70-90 berdasarkan skala WISC tersebut biasanya mengalami kesulitan pada semua mata pelajaran, terutama pada hafalan dan pemahaman, sulit memahami hal abstrak dan nilai hasil belajar rendah. Dari segi bahasa, anak-anak mengalami masalah dalam berkomunikasi baik. Dari segi emosi, kurang stabil, cepat marah dan meledak-ledak serta sensitif. Dari segi sosial, anak-anak lamban belajar dalam bersosialisasi biasanya kurang baik. Sedangkan segi moral, anak-anak lamban belajar tahu aturan yang berlaku, tetapi tidak paham untuk apa peraturan tersebut dibuat.

4. Cara menghadapi anak yang mengalami lamban belajar (Slow Learner) yaitu pahami bahwa anak membutuhkan waktu lebih lama dan pengulangan yang lebih banyak (3-5kali) untuk memahami suatu materi dibandingkan dengan  anak-anak lain seusianya, sederhanakan kalimat ataupun intruksi yang disampaikan kepada anak dan pastikan anak memahami maksudnya, cobalah membantu anak membangun pemahaman dasar mengenai suatu materi yang penting daripada meminta mereka untuk menghafal, gunakan alat bantu visual, jangan terlalu verbalisasi, ketahuilah gaya belajar anak, apakah visual, auditori atau kinestetik, ikutsertakan anak dalam kegiatan tutorial di sekolah ataupun secara privat, doronglah anak untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang memungkinkan anak memiliki pengalaman sukses/berhasil, yang dapat membangun konsep diri yang positif.

5. Cara menangani anak yang mengalami lamban belajar yaitu dengan terapi bermain, terapi perilaku, terapi keluarga, dan terapi lainnya seperti okupasi terapi, terapi renang dan lain-lain sesuai masalah yang dihadapi oleh anak, didahului konsultasi dengan para ahli.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama