Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal Beberapa Proses dan Tahap Belajar

Mengenal Beberapa Proses dan Tahap Belajar
Proses berasal dari bahasa Latin processus yang berarti berjalan ke depan. Kata ini mempunya konotasi urutan langkah atau kemajuan yang mengarah pada suatu tujuan. Reber mengatakan dalam  psikologi belajar, proses berarti cara atau langkah-langkah khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapai nya hasil-hasil tertentu. Jadi, proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan proses perubahan perilaku kognitif, efektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi kearah yang lebih maju dari pada keadaan sebelumnya.

Menurut Arno F. Wittig (1981) dalam bukunya Psychology of Learning, setiap proses belajar selalu berlangsung dalam tiga tahapan yaitu:

1. Tahap penerimaan informasi
2. Tahap penyimpanan informasi
3. Tahap memanggil kembali informasi

Pada tingkatan pertama seorang siswa mulai menerima informasi sebagai stimulus dan melakukan respons terhadapnya, sehingga menimbulkan pemahaman dan perilaku baru. Pada tahap ini terjadi pula asimilasi antara pemahaman dengan perilaku baru dalam kesulurahan perilakunya. Proses penerimaan dalam belajar merupakan tahap yang paling mendasar. Kegagalan dalam tahap ini akan mengakibatkan kegagalan pada tahap-tahap berikutnya.

Pada tingkatan penyimpanan, seorang siswa secara otomatis akan  mengalami proses penyimpanan pemahaman dan perilaku baru yang mereka peroleh ketika dalam tahap penerimaan informasi. Peristiwa ini sudah tentu melibatkan fungsi short term dan long term memori.

Pada tingkatan terakhir, peserta didik akan mengaktifkan kembali fungsi-fungsi sistem memorinya seperti ketika menjawab pertanyaan atau menyelesaikan masalah. Tahap ini pada dasarnya adalah upaya atau peristiwa mental dalam mengungkapkan dan memproduksi kembali informasi yang tersimpan dalam memori sebagai respons yang sedang dihadapi.

Menurut Albert Bandura (1977), seorang behaviouris moderat penemu teori social learning, bahwa setiap proses belajar (terutama belajar social dalam menggunakan model) terjadi dalam tahapan peristiwa berikut:

1. Attentional Phase
2. Retention Phase
3. Reproduction Phase
4. Motivation Phase

Tahap-tahap di atas berawal dari adanya peristiwa stimulus atau sajian perilaku model dan berakhir dengan penampilan atau kinerja (performance) tertentu sebagai hasil belajar seorang siswa. Dalam bukunya, Social Learning Theory, Albert Bandura sebagaimana yang dikutip oleh Pressly dan McCormic (1995:217-218) menguraikan tahapan-tahapan tersebut seperti tahapan-tahapan di bawah ini.

Tahap Perhatian. Pada tahap pertama ini para siswa pada umunya memusatkan perhatian pada objek materi atau perilaku model yang lebih menarik terutama karena keunikannya dibanding dengan materi atau dengan perilaku lain yang sebelumnya telah mereka ketahui. Untuk menarik perhatian para peserta didik, guru dapat mengekspresikan suara dengan intonasi khusus ketika menyajikan pokok materi atau bergaya dengan mimik tersendiri ketika menyajikan contoh perilaku tertentu.

Tahap Penyimpanan. Dalam tahap ini informasi berupa materi dan contoh perilaku model itu ditangkap, diproses dan disimpan dalam memori. Para peserta didik lazimnya akan lebih baik dalam menangkap dan menyimpan segala informasi yang disampaikan atau perilaku yang dicontohkan apabila disertai penyebutan atau penulisan nama, istilah dan label yang jelas serta contoh perbuatan yang akurat.

Tahap Reproduksi. Segala bayangan atau kode-kode simbolis yang berisi informasi pengetahuan dan perilaku yang telah tersimpan dalam memori peserta didik itu diproduksi kembali. Untuk mengidentifikasi tingkat penguasaan para peserta didik, guru dapat menyuruh mereka membuat atau melakukan lagi apa yang telah mereka serap.

Tahap Motivasi. Tahap terakhir dalam proses terjadinya belajar atau pembelajaran adalah tahap penerimaan dorongan yang dapat berfungsi sebagai reinforcement. Pada tahap ini, guru dianjurkan untuk memberi pujian, hadiah, atau nilai tertentu kepada peserta didik yang kinerjanya memuaskan. Sementara mereka yang belum menunjukkan kinerja yang memuaskan perlu diyakinkan akan arti penting penguasaan materi atau perilaku yang disajikan guru bagi kehidupan mereka. Seiring dengan upaya ini, ada baiknya ditunjukkan pula bukti-bukti kerugian orang yang tidak menguasai materi tersebut.

Posting Komentar untuk "Mengenal Beberapa Proses dan Tahap Belajar"